Kamis, 05 Maret 2009

Kabel bawah laut Google menyatukan Asia Tenggara

Di bulan Februari, Google mengaku bekerja sama dengan lima perusahaan Asia untuk membangun kabel jaringan bawah laut yang menghubungkan Amerika ke Jepang dan kini, Eric Schmidt dan kawan-kawan tengah mempersiapkan satu lagi jaringan bawah laut yang akan menghubungkan Jepang ke Guam, Hong Kong, Filipina, Thailand dan Singapura. Perusahaan komunikasi TeleGeography juga menyediakan peta di bawah ini.

Proyek SJC Google



Seperti yang Anda lihat, TeleGeography menamakan proyek ini Southeast Asia Japan Cable (SJC) yang bertujuan untuk menghubungkan jaringan baru ini dengan kabel "Unity" (kabel bawah laut yang kami bahas enam bulan lalu). Google dan konsorsiumnya menargetkan untuk merampungkan Unity di tahun 2010, dan SJC satu tahun setelah itu.

Selain itu, ITWeb juga melaporkan bahwa Google berniat membangun jaringan kabel bawah laut ketiga ke Afrika Selatan, walaupun Google menekankan bahwa mereka tidak memasuki bisnis kabel bawah laut. Saat mengumumkan Unity, Google mengatakan bahwa mereka "tidak bersaing dengan penyedia jaringan telekom, akan tetapi data yang perlu kami kirim ke seluruh dunia telah mencapai titik di mana penyedia jaringan tradisional sudah tidak mencukupi lagi." (The Register)

Dengan membangun jalur komunikasinya sendiri, Google akan mempercepat akses pengguna dari seluruh dunia ke pelayanannya. Yang mungkin belum diketahui kebanyakan orang adalah fakta bahwa walaupun kita yang berada di Indonesia secara otomatis diarahkan ke google.co.id, server untuk itu tetap saja berlokasi di Amerika Serikat dan bukan di Indonesia. Lihatlah hasil nslookup untuk google.co.id.

Hasil nslookup google.co.id


Jadi apa artinya proyek ini untuk kita? Semakin cepat Google dapat mengirimkan datanya ke kita, semakin responsif pula layanan-layanan Google yang kita pakai. Untuk layanan pencarian Google yang sangat ringan mungkin tidak akan berdampak besar, akan tetapi bayangkan bila Google memiliki pusat data lokal untuk menyajikan YouTube, GMail, Google Docs.

Sudah bukan rahasia lagi kalau Google berambisi menggulingkan dominasi Microsoft di desktop dengan meluncurkan aplikasi office-nya sendiri dalam bentuk GMail (Outlook) dan Google Docs (Word, Excel, PowerPoint) yang berbasis web, dan membangun jaringan kabel bawah laut ke Asia tentunya dapat membantu ambisi Google ini. Dengan semakin meningkatnya kinerja JavaScript browser, tak lama lagi aplikasi berbasis web akan dapat beroperasi seresponsif aplikasi desktop.

Google hanya perlu memikirkan cara untuk mempercepat waktu yang dibutuhkan untuk membuka aplikasi web secara penuh — semakin cepat Google dapat mengirim data ke pengguna, semakin cepat juga aplikasi web akan mulai operasional. Saat ini dengan koneksi internet yang saya miliki, membuka Gmail membutuhkan sekitar 10 detik, masih sedikit lebih lambat dibandingkan Outlook.

Mengingat jumlah penduduk kita yang besar, bukan mustahil bila Google suatu saat memutuskanuntuk menginjak tanah Indonesia, tetapi untuk sementara kita harus puas dengan jaringan Google yang mencapai Tuas di Singapura di tahun 2011.


Lihat Peta Lebih Besar

Kabel bawah laut Google menyatukan Asia Tenggara

Di bulan Februari, Google mengaku bekerja sama dengan lima perusahaan Asia untuk membangun kabel jaringan bawah laut yang menghubungkan Amerika ke Jepang dan kini, Eric Schmidt dan kawan-kawan tengah mempersiapkan satu lagi jaringan bawah laut yang akan menghubungkan Jepang ke Guam, Hong Kong, Filipina, Thailand dan Singapura. Perusahaan komunikasi TeleGeography juga menyediakan peta di bawah ini.

Proyek SJC Google



Seperti yang Anda lihat, TeleGeography menamakan proyek ini Southeast Asia Japan Cable (SJC) yang bertujuan untuk menghubungkan jaringan baru ini dengan kabel "Unity" (kabel bawah laut yang kami bahas enam bulan lalu). Google dan konsorsiumnya menargetkan untuk merampungkan Unity di tahun 2010, dan SJC satu tahun setelah itu.

Selain itu, ITWeb juga melaporkan bahwa Google berniat membangun jaringan kabel bawah laut ketiga ke Afrika Selatan, walaupun Google menekankan bahwa mereka tidak memasuki bisnis kabel bawah laut. Saat mengumumkan Unity, Google mengatakan bahwa mereka "tidak bersaing dengan penyedia jaringan telekom, akan tetapi data yang perlu kami kirim ke seluruh dunia telah mencapai titik di mana penyedia jaringan tradisional sudah tidak mencukupi lagi." (The Register)

Dengan membangun jalur komunikasinya sendiri, Google akan mempercepat akses pengguna dari seluruh dunia ke pelayanannya. Yang mungkin belum diketahui kebanyakan orang adalah fakta bahwa walaupun kita yang berada di Indonesia secara otomatis diarahkan ke google.co.id, server untuk itu tetap saja berlokasi di Amerika Serikat dan bukan di Indonesia. Lihatlah hasil nslookup untuk google.co.id.

Hasil nslookup google.co.id


Jadi apa artinya proyek ini untuk kita? Semakin cepat Google dapat mengirimkan datanya ke kita, semakin responsif pula layanan-layanan Google yang kita pakai. Untuk layanan pencarian Google yang sangat ringan mungkin tidak akan berdampak besar, akan tetapi bayangkan bila Google memiliki pusat data lokal untuk menyajikan YouTube, GMail, Google Docs.

Sudah bukan rahasia lagi kalau Google berambisi menggulingkan dominasi Microsoft di desktop dengan meluncurkan aplikasi office-nya sendiri dalam bentuk GMail (Outlook) dan Google Docs (Word, Excel, PowerPoint) yang berbasis web, dan membangun jaringan kabel bawah laut ke Asia tentunya dapat membantu ambisi Google ini. Dengan semakin meningkatnya kinerja JavaScript browser, tak lama lagi aplikasi berbasis web akan dapat beroperasi seresponsif aplikasi desktop.

Google hanya perlu memikirkan cara untuk mempercepat waktu yang dibutuhkan untuk membuka aplikasi web secara penuh — semakin cepat Google dapat mengirim data ke pengguna, semakin cepat juga aplikasi web akan mulai operasional. Saat ini dengan koneksi internet yang saya miliki, membuka Gmail membutuhkan sekitar 10 detik, masih sedikit lebih lambat dibandingkan Outlook.

Mengingat jumlah penduduk kita yang besar, bukan mustahil bila Google suatu saat memutuskanuntuk menginjak tanah Indonesia, tetapi untuk sementara kita harus puas dengan jaringan Google yang mencapai Tuas di Singapura di tahun 2011.


Lihat Peta Lebih Besar

Dunia kita di tahun 2019, menurut Microsoft

Microsoft telah membuat sebuah video konsep yang memperlihatkan peran teknologi di dunia 10 tahun dari sekarang. Video berjudul 2019 ini memperlihatkan dunia di mana percakapan antar dua orang yang berbeda bahasa sangat mudah berkat sebuah dinding yang memungkinkan penggunanya untuk berinteraksi dengan siapapun di seluruh dunia tanpa peduli bahasa yang digunakan. Video ini juga memperlihatkan dunia di mana perangkat lunak membuat kita lebih mudah untuk berkolaborasi, berbagi ide dan membawa informasi ke mana saja.

Dari video ini, tampaknya Microsoft percaya bahwa teknologi layar sentuh akan menjadi alat input utama. Video tersebut juga memperlihatkan bagaimana seharusnya konten koran didistribusikan.

Saat Microsoft memimpikan masa depan, hasilnya memang tidak pernah mengecewakan. Microsoft memiliki banyak karyawan bertalenta tinggi dan menginvestasikan dana yang sangat besar, dapat dibandingkan dengan biaya produksi untuk film-film science fiction budget besar.

Di konferensi Wharton Business Technology, presiden divisi bisnis Microsoft Stephen Elop memperlihatkan video di bawah ini. (IStartedSomething)

<a href="http://video.msn.com/?mkt=en-GB&playlist=videoByUuids:uuids:a517b260-bb6b-48b9-87ac-8e2743a28ec5&showPlaylist=true&from=shared" target="_new" title="Future Vision Montage">Video: Future Vision Montage</a>

Dunia kita di tahun 2019, menurut Microsoft

Microsoft telah membuat sebuah video konsep yang memperlihatkan peran teknologi di dunia 10 tahun dari sekarang. Video berjudul 2019 ini memperlihatkan dunia di mana percakapan antar dua orang yang berbeda bahasa sangat mudah berkat sebuah dinding yang memungkinkan penggunanya untuk berinteraksi dengan siapapun di seluruh dunia tanpa peduli bahasa yang digunakan. Video ini juga memperlihatkan dunia di mana perangkat lunak membuat kita lebih mudah untuk berkolaborasi, berbagi ide dan membawa informasi ke mana saja.

Dari video ini, tampaknya Microsoft percaya bahwa teknologi layar sentuh akan menjadi alat input utama. Video tersebut juga memperlihatkan bagaimana seharusnya konten koran didistribusikan.

Saat Microsoft memimpikan masa depan, hasilnya memang tidak pernah mengecewakan. Microsoft memiliki banyak karyawan bertalenta tinggi dan menginvestasikan dana yang sangat besar, dapat dibandingkan dengan biaya produksi untuk film-film science fiction budget besar.

Di konferensi Wharton Business Technology, presiden divisi bisnis Microsoft Stephen Elop memperlihatkan video di bawah ini. (IStartedSomething)

<a href="http://video.msn.com/?mkt=en-GB&playlist=videoByUuids:uuids:a517b260-bb6b-48b9-87ac-8e2743a28ec5&showPlaylist=true&from=shared" target="_new" title="Future Vision Montage">Video: Future Vision Montage</a>

Lagi Belajar bikin web iklan

Situs www.jipbekas.com
adalah proyek percobaan membuat sebuah situs iklan gratis.
Belajar dan terus belajar kendati Inggris-nya pas2an.
Semoga ini adalah awal memperoleh karunia berkah ilmu manfaah.
Situs ini menggunakan Drupal 6.x
Terima kasih kepada semuanya.

Lagi Belajar bikin web iklan

Situs www.jipbekas.com
adalah proyek percobaan membuat sebuah situs iklan gratis.
Belajar dan terus belajar kendati Inggris-nya pas2an.
Semoga ini adalah awal memperoleh karunia berkah ilmu manfaah.
Situs ini menggunakan Drupal 6.x
Terima kasih kepada semuanya.

Sofware Monitor panas Laptop / Komputer

Sofware Monitor panas Laptop / Komputer
http://www.hmonitor.net